Selasa, 16 Juli 2013



Benarkah Tidur Orang Berpuasa Adalah Ibadah?

Blogspot.com
Tidur sambil ngorok atawa mendengkur (ilustrasi).
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, Banyak pameo yang beredar di tengah masyarakat, bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Perkataan ini juga mendorong sebahagian muslim untuk tidur siang di bulan Ramadhan dengan dalih ingin beribadah.
Salah seorang pengurus Masjid Al Istikmal Mampang Prapatan, H Samani mengatakan, biasanya di bulan Ramadhan memang ada masjidnya kebanjiran beberapa jamaah yang beristirahat tidur siang di masjidnya. Selepas shalat zuhur, para jamaah sudah mulai rebahan di area shaf paling belakang.
"Kita kalau mau negur juga gak enak. Tapi harusnya diatur jangan bergelimpangan begitu. Orang yang mau masuk saja jadi susah," jelas H Samani kepada Republika, Rabu (10/7) selepas shalat zuhur.
Jadi, benarkah tidur orang yang berpuasa itu ibadah?
Hadis tersebut ternyata merupakan hadis dho'if (lemah). Hadis ini ditemukan didalam kitab Ihya' Ulumuddin Karangan Imam Al Ghazali Jilid 1 halaman 242.
Dalam kitab tersebut disebutkan; Dari Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalnya dilipatgandakan.” (HR. Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman) Al Baihaqi sebagai periwayat hadis mengatakan,dalam sanad hadis ini terdapat perawi yang bernama Ma’ruf bin Hassan dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i.
Al Baihaqi mengatakan, perawi yang bernama Ma’ruf bin Hassan adalah dhaif, sementara Sulaiman bin Amr lebih dhaif lagi dari Ma'ruf. Dalam Takhrij Ihya’ Ulumuddin jilid 1, halaman 310, Imam Al-Iraqi menyebutkan salah seorang perawi Sulaiman An-Nakha’i termasuk salah serang kazib (tidak dapat dipercaya riwayatnya).
Syaikh Nashiruddin Al Banni memasukkan hadis ini dalam kumpulan hadis dhaif karangannya (dapat dilihat Silsilah Adh-Dhaifah, Hadis ke 4696). Demikian juga Imam Al-Munawi dalam kitabnya, Faidhul Qadir Syarh Jami’us Shaghir juga mendhaifkan hadis ini.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsudin mengatakan, secara konteksnya tidur ketika berpuasa dapat dikatakan ibadah ketika yang berpuasa memang ingin beristirahat. "Jadi dia memang betul-betul dalam suasana ingin tidur. Bukan mengada-adakan tidur," jelas Din kepada Republika, Rabu (10/7).
Menurut Din, kondisi tubuh ketika berpuasa yang dirundung lapar dan dahaga memang secara metabolisme tubuh mendorong orang untuk tidur. "Namun alangkah baiknya jika melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat seperti zikir, tadarus, atau beraktivitas," tambah Din.
Reporter : Hannan Putra
Redaktur : A.Syalaby Ichsan

0 komentar:

Posting Komentar